Published: 18:59
Bagaimana mungkin dalam sehari bisa mencapai 100 orgasme? Ya, bagi Decker, hal yang dianggap tak wajar tersebut telah menjadi keseharian.
Decker mengatakan bahwa kondisi ini dimulai saat dua tahun lalu dirinya terjatuh dari kursi dan mengalami pergeseran sendi. Semenjak itu, Decker mulai tak bisa mengendalikan organ intimnya untuk ereksi, ejakulasi, hingga akhirnya mencapai orgasme.
Menurut laporan medis, Decker mengalami Persisten Sexual Arousal Syndrome (PSAS), yakni kondisi di mana seseorang mengalami orgasme hanya dengan sedikit rangsangan atau tanpa rangsangan sekali pun.
Dalam video wawancara dengan sebuah media yang diunggah oleh Cosmopolitan UK, Decker mengatakan merasa jijik pada diri sendiri. “Bayangkan saja, dirimu harus berlutut di samping peti mati ayahmu di gereja, dan tiba-tiba saat itu kamu mengalami orgasme sebanyak sembilan kali,” terangnya.
Selain itu, penderitaan yang harus dialami oleh Decker adalah dirinya tak bisa bekerja dan membuatnya tak bisa keluar rumah. Sebab, khawatir akan mengalami orgasme di tempat umum.
“Jika kamu berada di tempat umum, terutama di depan anak-anak, itu sungguh menjijikkan dan membuatmu sedih. Hal itu terjadi kepadaku ketika sedang berada di sebuah supermarket, ada lebih dari 150 orang yang serentak menatap tajam ke arahku. Bagaimana mungkin aku mau meninggalkan rumah, saat hal seperti itu bisa terjadi?" bebernya.
Kondisi yang menurut Decker sangatlah memalukan ini membuat hubungan Decker dengan keluarganya menjadi renggang.
Kedua anak Decker, Christian (12) dan Tayten (11) tak menyadari kondisi yang dialami oleh ayahnya. Decker menghindari segala kegiatan dan aktivitas di sekolah karena takut mengalami orgasme di depan teman-teman anaknya.
Lalu, bagaimana dengan sang istri? Ternyata, meskipun masih bisa bercinta secara normal, tapi April Decker mengaku tidak bahagia.
April mengatakan bahwa kondisi yang dialami oleh suaminya ini sangat sulit untuk dijalani bersama. Namun demikian, saat ini Decker sedang menjalani terapi untuk menyembuhkan sindorm yang umum dialami oleh wanita tersebut. Sebab, tak ada yang ia inginkan di dunia selain kembali hidup normal seperti sedia kala. Demikian lansiran dari tribunnews.com (25/9/2014)
0 Comments